Pages

Language

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 28 September 2014

MANISNYA HARGA KOPI IJEN RAUNG BONDOWOSO TAHUN 2014



Judul diatas sengaja saya pilih untuk merepresentasikan perasaan hati riang dan gembira para petani kopi arabika di kaki gunung Ijen-Raung Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Pasalnya pada tahun 2014 ini, harga kopi arabika relatif lebih mahal dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini berbanding terbalik dengan harga tebu yang masih dibawah perkiraan, bahkan sudah 2 bulan sampai tulisan ini dibuat uang DO (Delivery Order) dari Pabrik Gula belum juga cair. Ternyata manisnya tebu tidak semanis harganya. Sebagai orang “Ndeso” tentu perasaan hati ini trenyuh sekaligus gembira, Seandainya harga Kopi dan Tebu sama-sama tinggi tentu penulis sangat senang melihat para tetangga memperoleh pundi-pundi rupiah yang melimpah.

Kembali ke pokok permasalahan, bahwa sejak panen kopi di mulai pada awal bulan Juni 2014 “manisnya” harga kopi arabika sudah mulai terasa. Petik pertama kopi “Gelondongan” atau biji merah sudah dihargai Rp. 4.000,-/kg, dua minggu kemudian naik menjadi Rp. 4.500,-/kg, kemudian Rp. 5.000,-/kg sampai terakhir dihargai Rp. 6.000,-/kg. Itu untuk harga “Gelondongan”, beda lagi jika sudah diproses menjadi biji HS (masih terdapat kulit Ari) atau OC (Greenbean/biji mentah) maka harga kopi dipastikan lebih mahal.

Bermodalkan bantuan dari dana CSR (Coorporate Social Responsibility) Bank Indonesia, para petani kopi di kaki gunung Ijen-Raung Kabupaten Bondowoso rata-rata sudah mengolah kopi arabika menjadi biji HS yang kemudian diekspor ke luar Negeri (Amerika Serikat, Eropa, dll) melalui koperasi yang ada. Harganyapun melampaui perkiraan yaitu Rp. 37.000,-/kg untuk biji kopi HS Basah dan Rp. 45.000,-/kg. Semua biji kopi yang diekspor merupakan hasil olah basah (full wash) sehingga memiliki cita rasa standart internasional.

Akhirnya penulis berharap dan terus berdoa semoga tahun depan harga kopi dan harga tebu sama-sama tinggi sehingga senyum akan mengembang pada semua tetangga. Amin 3x.
Salam  “Double Top Coffee”

Kamis, 10 Juli 2014

OLAH BASAH KOPI ARABIKA BONDOWOSO IJEN RAUNG (JAVA COFFEE)



Mengenal Proses Basah :

Metode proses basah merupakan metode yang paling memakan biaya besar karena membutuhkan air yang banyak. Perbandingannya kira-kira 1 kilogram buah kopi harus dicuci dengan sekitar 1 sampai 6 liter air bersih. Oleh karena itu, metode ini biasa dilakukan oleh pabrik kopi yang cukup besar skalanya. Pabrik yang memiliki washing station (tempat buah kopi diolah dengan metode proses basah) di mana buah kopi dicuci, dikupas, lalu difermentasi. Tetapi setelah ada bantuan dari CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Indonesia, maka petani kopi arabika (java coffee) dari kaki Gunung Ijen-Raung Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur sudah bisa melakukan olah basah. Sehingga harga jual kopi petani mengalami kenaikan.

Secara garis besar, olah basah kopi arabika di tampilkan dalam diagram sebagai berikut :

Panen Kopi Ijen Raung Bondowoso
Hal pertama yang dilakukan adalah panen buah merah, dimana hanya biji kopi yang telah benar-benar masak yang dipetik sehingga kualitas kopi yang dihasilkan maksimal.
Pemetikan ini dilakukan satu persatu sehingga memerlukan waktu yang lumayan lama.

Selanjutnya buah kopi yang telah dipetik dipilih lagi terlebih dahulu, untuk memisahkan buah yang hijau, kuning, kering dan lewat masak. Hal ini dilakukan jika ada biji sebagaimana tersebut diatas yang terikut pada saat dilakukan pemetikan dikebun. 


Proses Selanjutnya adalah perambangan biji kopi, hal ini dilakukan untuk memisahkan biji kopi yang kosong dan mengambang. sehingga yang lolos seleksi adalah yang tenggelam saja.

Proses Pulper / Pengupasan
Kemudian buah dibawa ke mesin Pulper untuk dikupas kulit merahnya, lalu kopi dimasukkan ke washing-station untuk diproses lebih lanjut. Buah kopi dimasukkan ke aliran saluran air yang telah tersedia. Pada tahap ini telah terjadi proses sortir di mana buah yang mengapung akan masuk ke tempat yang berbeda dan yang tenggelam akan masuk ke tempat utama. Proses selanjutnya adalah fermentasi di mana biji kopi yang masih dibalut dengan kulit tanduknya didiamkan di bak penampungan (fermentation-tank) selama 12-18 jam. Bak ini nanti ditutup dengan terpal. Proses fermentasi mengembangkan aroma, acidity, dan flavor kopi-kopi tersebut. Setelah fermentasi, biji kopi berkulit tanduk itu dibilas.
Sortasi biji kopi HS Basah
Setelah dibilas, maka akan dilakukan proses sortasi dengan tangan untuk memisahkan biji kopi yang berkualitas bagus dan jelek serta biji kopi yang cacat (defect), setelah itu baru biji kopi yang berkualitas baik dijemur pada alat penjemuran yang oleh masyarakat local disebut para-para sehingga biji kopi tidak langsung bersentuhan dengan lantai selama 3-11 hari sampai kelembabannya sekitar 11%-12%.
Proses Penjemuran Kopi Ijen Raung Bondowoso
Jika semua hal di atas sudah selesai, barulah kopi siap dikemas ke dalam karung goni dan dikirim ke Koperasi untuk diekspor.



Metode proses basah ini akan membuat kopi lebih terasa acidity-nya dan juga body yang lebih ringan, namun rasa yang dihasilkan bisa lebih beragam atau complex. Sejumlah besar negara produsen kopi di Amerika Latin atau pun Amerika Tengah lebih banyak melakukan proses kopi melalui metode ini. Sementara itu, di Indonesia, proses basah sering diterapkan pada daerah penghasil kopi arabika di Jawa, Bali, dan sebagian Sulawesi.

Salam kopi "Double Top"
 

KOPI "DOUBLE TOP"

KOPI  "DOUBLE TOP"
Roasted Bean (Kopi Sangrai)

OFFICE :

RT 06/ RW 04 KEL. DAWUHAN KEC. SITUBONDO KAB. SITUBONDO PROV. JAWA TIMUR INDONESIA QUICK RESPON CALL/SMS KE : Dewi Ayuning 082 301 095 528 PIN BB : 749BE1A3

KOPI "DOUBLE TOP"

KOPI  "DOUBLE TOP"
Berbagai Produk

Kontak Kami

Nama

Email *

Pesan *